MAUMERE-LENTERAPOS.ID, Pada 12 Desember 1992, 30 tahun silam, gempa dan tsunami melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Gempa dengan kekuatan 7,5 Magnitudo ditambah dengan tsunami membuat bangunan rumah warga harus diluluhlantakan hingga ada korban jiwa.
Bahkan beberapa kampung pesisir tenggelam karena daratan yang ambles seperti di Pulau Babi dan kampung Wuring.
Namun dari semua itu, ada sebuah peristiwa yang mengejutkan. Yang mana, ada sebuah Masjid tua di Kabupaten Sikka yaitu Masjid Ar-Rahmat Wuring berhasil selamatkan umat dari gempa dan tsunami.
Masjid yang dibangun pada tahun 1.800 dirikan oleh Haji Pijung ini dihajar gempa dan tsunami, namun bangun tidak roboh. Malah, umat yang berlindung di dalam masjid pun selamat dari amukan tsunami waktu itu.
Takmir Masjid Ar-Rahmat Wuring, Halis pun mengatakan Masjid Ar-Rahmat Wuring ini dibangun pada tahun 1.800 dengan ukuran 10x10M. Masjid ini awalnya dibangun menggunakan pohon bakau dan atapnya menggunakan daun kelapa. Selanjutnya, masjid ini sudah lima kali direnovasi hingga sekarang.
Dia pun sampaikan Masjid Ar-Rahmat Wuring merupakan salah satu masjid tua di Kabupaten Sikka yang tidak roboh akibat dihantam gempa dan tsunami pada tahun 1992.
Diceritakan dia, waktu gempa dan tsunami melanda Kabupaten Sikka banyak warga di Wuring ini melarikan diri dan mengamankan diri di dalam masjid.
Bahkan kata dia, air laut waktu itu setinggi 6 meter menutupi wilayah kampung Wuring. Namun mereka yang berada di dalam Masjid itu selamat semua dari bencana dan air laut yang masuk kedalam masjid itu hanya 10 centimeter saja meski air laut menutupi masjid kala itu.
“Ketika gempa dan tsunami tahun 1992, warga di sekitar kampung Wuring melarikan diri dan masuk kedalam masjid ini. Waktu itu, air lautnya setinggi 6 meter. Air laut diatas kubah. Tetapi anehnya air laut yang masuk kedalam masjid ini hanya 10 centimeter. Warga yang berada di dalam masjid ini selamat semua. Jadi orang yang berada di masjid ini selamat. Sementara mereka di luar masjid itu meninggal ,” ungkap dia, Rabu 20 April 2022.
Ia pun mengaku ketika kemarin ada gempa dan isu ada tsunami pada tahun 2022, banyak warga yang melarikan diri dan berlindung di dalam masjid.
“Gempa baru-baru itu, banyak warga yang masuk kedalam masjid ini. Saya sempat tanya kenapa masuk kedalam masjid, mereka pun menjawab bahwa tahun 1992 waktu gempa dan tsunami kami selamat karena berada didalam masjid,” papar dia.
Sementara itu, saksi mata Bajo Kader menceritakan waktu gempa dan tsunami 1992, banyak warga melarikan diri dengan masuk kedalam masjid termasuk dengannya untuk selamatkan diri.
Lanjutnya saat berada di dalam masjid ini, ia melihat air laut sudah mengelilingi masjid ini dengan ketinggian air sekitar 6 meter. Tapi kata dia, air laut yang masuk kedalam masjid itu hanya 10 centimeter.
“Kalau tidak salah itu ada ratusan warga mulai dari anak-anak hingga orang dewasa berada di dalam masjid ini. Air laut kita lihat itu setinggi 6 meter. Tetapi saya juga merasa aneh sekali air laut yang masuk di dalam masjid ini hanya dengan ketinggian 10 centimeter. Waktu itu kami didalam masjid sekitar dua jam. Kami tidak bisa keluar karena air laut mengelilingi masjid ini dengan ketinggian ” cerita dia.
Ia pun mengaku waktu itu ia sempat menarik beberapa warga yang masih terampung di atas laut untuk dimasukkan ke dalam masjid. “Orang-orang hanyut dibawa air laut malah masuk lewat pintu belakang. Saya pun tarik mereka untuk masuk kedalam masjid ini. Jadi kami yang berada di dalam masjid itu selamat dari musibah,” ungkap Bajo yang sudah berusia 90 tahun ini.
Ditambahkan lagi, menurut istrinya ketika gempa tsunami waktu itu istrinya berada di atas kapal sempat melihat bangunan masjid ini sudah menjadi lautan.
Ia pun berpikir bahwa dirinya sudah meninggal dunia. ” Saya punya istri pikir saya ini sudah meninggal dunia karena air laut sudah menutupi masjid ini dengan ketinggian 6 meter. Tetapi istri saya kaget ketika saya masih hidup karena saya selamatkan diri dan bersembunyi di dalam masjid,” ungkap Bajo berlinang air mata mengenang masa lalu.
Dia pun mengaku ini merupakan kuasa Tuhan sehingga kami yang berada di dalam masjid ini selamat dari musibah bencana gempa dan tsunami.
“Saya tidak tahu, itu mungkin kehendak Allah. Bayangkan saja, air laut ini sudah tinggi dan menutupi masjid. Tetapi, didalam masjid air laut hanya masuk 10 centimeter. Padahal kan kita tahu, bagaimana bangunan masjid itu. Saya juga heran orang yang hanyut dibawah air laut ini malah belok menuju ke masjid sehingga semua didalam selamat,” tutup dia. (AL).