MAUMERE-LENTERAPOS.ID, Keluarga besar Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Muhammadiyah Maumere menggelar perayaan natal dan tahun baru yang berlangsung di halaman kampus IKIP Muhammadiyah Maumere yang terletak di Kelurahan Waioti, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa 11 Januari 2022.
Perayaan natal dan tahun baru bersama pun diawali dengan misa yang diikuti oleh mahasiswa dan dosen yang beragama Katolik.
Sementara itu, mahasiswa dan dosen beragama Islam menyiapkan makan dan minuman serta fasilitas kegiatan. Perayaan ini pun mengambil tema membangun semangat baru dengan dihadiri oleh sejumlah tokoh agama dari kalangan Islam, Katolik dan Kristen Protestan.
Dalam kesempatan ini Rektor IKIP Muhammadiyah Maumere, Erwin Prasetyo mengatakan perayaan natal dan tahun bersama ini selalu digelar oleh pihak kampus. Namun karena dilanda pandemi dan ditambah dengan kasus Covid-19 waktu itu meningkat sehingga kita tidak gelar.
Untuk itu, kata dia, pada tahun 2022 ini baru kita gelar kembali perayaan natal dan tahun baru bersama dengan semua keluarga besar IKIP Muhammadiyah Maumere.
Ia menuturkan, perayaan ini natal ini merupakan bentuk toleransi yang ada di lembaga pendidikan. Karena bagi dia, toleransi itu sebenarnya mengakui keberadaan.
“Kita hidup di dunia ini tidak bisa hidup sendirian namun membutuhkan orang lain. Kita harus akui bahwa keberagaman itu ada di lingkungan kita. Yang mana, ada suku yang berbeda, agama yang berbeda dan lain sebagainya,” ujar dia.
Dia menuturkan toleransi itu menghargai keberadaan dari teman-teman yang beragama dengan keyakinan yang lain. “Ini yang kita bangun selama ini di kampus IKIP Muhammadiyah Maumere,” ujar dia
Erwin menambahkan mayoritas mahasiswa IKIP Muhammadiyah Maumere itu 90 persen mahasiswanya dari kalangan Katolik dan sekitar lima mahasiswa beragama Kristen Protestan sisanya dari kalangan muslim.
Untuk dosen kata dia, hampir semua dosen di kampus IKIP Muhammadiyah Maumere ini beragama Katolik. Selanjutnya, ketua program studi itu dipimpin oleh lima orang Katolik, satu prodi dipimpin dari kalangan Kristen dan dua prodi dipimpin oleh kalangan muslim.
“Keberadaan mahasiswa dan dosen dari kalangan non muslim ini nyata di kampus IKIP Muhammadiyah Maumere ini. Tidak bisa kita pungkiri maka kita mau merajut untuk saling bersilaturahmi untuk membangun kampus ini,” ujar dia
“Sikka ini bisa menerima keberagaman. Maka kampus IKIP Muhammadiyah Maumere juga harus menjadi rumah besar bagi keberagaman. Jadi semua agama bisa masuk di kampus IKIP Muhammadiyah Maumere mulai dari masuk belajar, masuk bekerja menjadi dosen, masuk menjadi pegawai dan masuk juga di struktural IKIP Muhammadiyah Maumere,”pungkas dia. (AL).