MAUMERE-LENTERAPOS.ID, Dua tahun terakhir ini wabah penyakit African Swine Fever (ASF) telah menyerang ternak babi milik warga Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur. Untuk itu, babi saat ini dipelihara terpaksa dirawat secara milenial.
Sekretaris Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Viator Nong mengatakan saat ini pemeliharaan ternak babi di Kabupaten Sikka masih dalam pemulihan. Yang mana pemeliharaannya dalam perawatan tingkat khusus.
“Jadi kalau ada warga yang mau pelihara babi maka pelihara dengan tingkat perawatan khusus. Sekarang tidak bisa main-main dengan pelihara babi seperti gaya orde lama. Sekarang, perawatan babi harus secara khusus dan secara milenial. Sekarang babi milenial karena perawatan dengan tingkat khusus,” ujar dia, Sabtu 12 Maret 2022.
Dikatakan dia, saat ini pihak pemerintah harus turun tangan mendampingi desa-desa yang memiliki ternak babi dengan menurunkan petugas kita.
“Kita sudah minta para dokter hewan untuk dampingi para pelaku ternak babi yang ada di desa-desa yang memiliki usaha ternak babi. Sekarang petugas kita sudah dampingi mereka,” ungkap Viaktor.
Sekedar diketahui berdasarkan data Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, sejak merebaknya virus ASF di Kabupaten Sikka pada bulan Februari 2020, tercatat hingga Desember 2020, kasus kematian ternak babi akibat terserang virus ASF berjumlah 3.159 ekor. Data hingga Maret 2021, jumlah kematian babi akibat virus ASF mencapai 8.760 ekor.
Pada tahun 2021, dari 21 kecamatan, ada 4 kecamatan yakni kecamatan Palue, Kecamatan Mapitara, Kecamatan Paga dan Kecamatan Tanawawo yang tidak ada data kematian ternak akibat ASF yang dilaporkan.
Dari 21 kecamatan, kematian ternak babi dengan kasus tertinggi pada tahun 2021 di Kecamatan Nelle yakni 1.622 ekor babi. (AL).