MAUMERE-LENTERAPOS, Kabupaten Sikka masih kekurangan sekitar 56 dokter umum untuk puskesmas. Kebutuhan ini di luar kebutuhan dokter gigi dan tenaga kesehatan lainnya demi memenuhi standar minimal pelayanan kesehatan
Saat ini Kabupaten Sikka memiliki 27 puskesmas yang tersebar di 21 kecamatan. Dari jumlah tersebut, hanya 25 puskesmas yang masing masing memiliki 1 dokter umum dan baru 10 puskesmas yang memiliki dokter gigi. Bahkan, ada 2 puskesmas yakni puskesmas Wualadu dan puskesmas Kojagete sama sekali belum memiliki dokter.
Terkait hal itu, PLT Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, dikonfirmasi, Kamis, 09/01/2025 menjelaskan, mengenai tenaga medis (dokter) puskesmas diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 19 Tahun 2024 Tentang Penyelenggaraan Kesehatan Masyarakat.
Dimana, pada Pasal 20 Permenkes tersebut menjelaskan; tenaga medis untuk puskesmas terdiri dari; dokter yang memiliki kompetensi di bidang kedokteran keluarga layanan primer (DLP), dokter umum dan dokter gigi.
Dijelaskan, rasio kebutuhan dokter umum terhadap jumlah penduduk merujuk pada Permenkes Nomor 33 Tahun 2015 Tentang Pedoman Penyusunan Perencanaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDMK) tahun 2025 adalah 50 (dokter umum) : 100.000 (penduduk). Atau 1 (dokter umum) : 2.000 (penduduk).
Sementara rasio kebutuhan dokter gigi terhadap jumlah penduduk adalah 14 (dokter gigi): 100.000 (penduduk). Atau 1 (dokter gigi) : 7.000 (penduduk).
Dengan perbandingan tersebut kata Herlemus, idealnya 1 puskesmas memiliki 3 orang dokter umum dengan asumsi waktu kerja 8 jam/orang. Sehingga, dengan jumlah 27 puskesmas yang ada, maka perlu 81 orang dokter umum.
“Saat ini baru 25 puskesmas yang masing masing punya 1 dokter umum untuk melayani pasien 1 X 24 jam. Kita masih membutuhkan sekitar 56 dokter umum untuk 27 puskesmas dan juga 17 dokter gigi,” jelasnya.
Pemerintah Kabupaten Sikka kata Herlemus telah berupaya merekrut tenaga dokter umum untuk puskesmas melalui seleksi PPPK tahun 2024. Sayangnya, tidak ada peserta yang melamar untuk mengikuti seleksi.
“Ini menjadi pekerjaan kita untuk bersama mencari solusi bagaimana memenuhi kebutuhan dokter di puskesmas sehingga pelayanan kesehatan kepada masyarakat bisa lebih optimal,” tandasnya. (VT)