Home / Berita Desa

Kamis, 16 Desember 2021 - 18:33 WIB

Mengungsi di Kebun, Warga Nangahale Belum Mau Pulang ke rumah Pasca Gempa

MAUMERE-LENTERAPOS.ID, Gempa yang   melanda Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur, Selasa 14 Desember 2021 masih menyisakan rasa trauma mendalam bagi warga Desa Nangahale, Kecamatan Talibura.

Untuk itu mereka mengaku tak ingin kembali menempati rumah mereka sehingga untuk sementara mengungsi di kebun. Hal ini dikarenakan mereka masih mengingat masa lalu gempa dan tsunami pada tahun 1992.

Salah satu warga Nangahale Rasmadi mengatakan pihaknya belum mau kembali ke rumah dan memilih untuk berlindung di kebun milik warga meski pemerintah sudah meminta mereka untuk kembali kerumah masing-masing. Hal ini dia masih trauma.

“Peristiwa gempa kemarin yang melanda Kabupaten Sikka pada 14 Desember 2021 itu, goyangannya persis terjadi pada peristiwa di tahun 1992. Yang mana saya masih tinggal di Pulau Babi yang berada di wilayah Kecamatan Alok Timur,” ujar dia, Kamis 16 Desember 2021 di lokasi pengungsian.

Baca juga  JPU Masih Kaji Berkas Perkara Dugaan Tindak Pidana Penganiayaan Almarhum YVL

“Kalau goncangan biasa tidak mungkin kami panik. Tetapi goncangan kemarin itu sangat besar. Dan goncangan itu seperti kejadian di tahun 1992. Jadi kita panik sekali. Ditambah lagi katanya mau Tsunami tambah kami panik lagi,” tambah dia.

Dikatakan dia lagi, warga yang menempati pondok-pondok kecil yang dibangun secara mandiri merupakan rata-rata mereka adalah korban bencana dan tsunami tahun 1992.

“Peristiwa gempa kemarin sampai saat kami masih mengungsi karena mereka ketakutan peristiwa itu akan terulang kembali sehingga mereka lebih baik berlindung di kebun dengan membangun pondok sederhana,” papar dia.

Baca juga  Pemuda Katolik Desak Revisi UU Nomor 5 Tahun 1990 KSDAE Dipercepat

Ditambahkan dia,  pihak dari pemerintah desa sudah meminta kami untuk pulang ke rumah masing-masing. Tetapi warga tetap tidak mau kembali ke rumah karena mereka masih trauma. 

Ditambah lagi, kata dia, ada kabar-kabar berita hoaks yang menyatakan akan terjadi gempa susulan dan tsunami sehingga membuat mereka lebih panik lagi.

“Kami sudah tiga hari berada di kebun untuk mengamankan diri. Pemerintah sudah minta kami kembali ke rumah. Tetapi warga belum mau dan memiliki tinggal di pondok-pondok,” tandasnya.

Kepala Desa Nangahale Sahnudin mengatakan warga yang mengungsi ini dulu merupakan warga Desa Parumaan dan Pulau Babi yang saat ini sudah menjadi warga Desa Nangahale. Menurutnya, mereka mengungsi karena peristiwa gempa yang terjadi pada 14 Desember 2021 yang melanda Kabupaten Sikka.

Baca juga  27 Lampu Jalan di Kelurahan Kota Uneng Tak Menyala,  Ada Yang Sudah Belasan Tahun 

“Mereka mengungsi ini sudah tiga hari di lokasi kebun ini. Mereka merupakan warga Desa Nangahale yang sebelumnya mereka adalah warga dari Parumaan dan Pulau Babi. Terdapat empat dusun ini yang mengungsi,” papar dia.

Dia mengaku berdasarkan data sementara terdapat ada 234 orang yang mengungsi di kebun ini.

“Kita sudah sampaikan kepada mereka bahwa gempa yang terjadi pada 14 Desember 2021 itu tidak menimbulkan tsunami dan sekarang sudah situasi normal. Mereka masih panik. Mereka masih trauma di 12 Desember 1992 yang melanda di Pulau Babi itu. Jadi mereka masih mengungsi. Rata-rata yang mengungsi ini merupakan korban dari gempa dan tsunami tahun 1992,” ujar dia. (AL).

 

Share :

Baca Juga

Berita Desa

DPMD Sikka Usul 3,8 M Untuk Anggaran Pilkades 96 Desa Tahun 2023 

Berita Desa

Klarifikasi Pembagi Uang Kepada Warga Desa Nangahale

Berita Desa

Proyek Dana PEN 1,7 M Jaringan Air Bersih IKK Nele Terbengkalai

Berita Desa

Distan Sikka Target Setor PAD 1,3 M Tahun 2023, Ini Strateginya

Berita Desa

Buka Lahan Tidur, Anak-anak Desa Nita Kloang Akhirnya Panen 4 ton lebih Jagung Hibrida

Berita Desa

Usai Takbiran, Umat Muslim Di Nangahale Ziarah Ke Pemakaman

Berita Desa

Turap Jembatan Habiheret Jebol, Bupati Sikka Perintahkan BPBD Segera Tangani

Berita Desa

Rp 6,3 M Untuk Jalan Namangkewa-Baomekot, Kades Wolomapa: Terimakasih Bupati Sikka