MAUMERE-LENTERAPOS.ID, Para pedagang sapi yang menempati dagangannya di Pasar Aok di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terlihat lesu.
Pasalnya, dagangan mereka sepi dari pembeli yang sudah terjadi beberapa bulan ini. Padahal, harga daging sapi tidak mengalami kenaikan.
Pemicu sepi pembeli dipastikan dikarenakan hujan terus menerus melanda Kabupaten Sikka dari pagi hingga malam hari hingga banyak langganan dari mereka enggan membeli atau enggan membuka usahanya. Padahal, pasokan daging sapi pun juga terbilang mencukupi memenuhi masyarakat Kabupaten Sikka.
Berdasarkan pantauan, Kamis 2 Maret 2023, sekitar pukul 11.00 WITA, terlihat daging sapi dengan jumlah banyak masih masih terpampang di lapak-lapak. Namun, tidak terlihat pembeli daging sapi yang menawarkan dagangan mereka. Lapak-lapak mereka pun sepi dari pembeli.
Hal ini tidak seperti biasanya. Yang mana, pada pukul 10.00 WITA itu daging sapinya mereka sudah diborong oleh para konsumsi
Sepinya pembeli, membuat dari mereka terpaksa harus membereskan dagangannya. Yang mana, mereka kembali disibukkan dengan membereskan daging-daging sapi yang tidak terjual itu untuk diletakkan kedalam kantong plastik.
Satu persatu daging sapi pun dimasukkan kedalam kantong plastik berwarna putih untuk dibawah pulang kerumah mereka.
Sepinya pembeli juga memberikan dampak yang begitu besar bagi para pedagang sapi yang sudah bertahun-tahun menempati Pasar Alok ini dengan menurunnya pendapatan mereka bisa mencapai 40 persen.
Salah satu pedagang sapi di Pasar Alok, Rikson mengeluhkan sepinya pembeli hingga berdampak pada menurunnya pendapatannya.
ia pun mengaku biasanya dalam satu hari ia memotong dua ekor sapi untuk memenuhi pesanan daging sapi dari langganannya dan juga pembeli lainnya. Namun kali ini, ia hanya berani memotong satu ekor sapi.
“Pak dalam satu hari itu, saya biasa potong dua ekor sapi dan habis terjual. Tapi sekarang sudah tidak bisa, dalam satu hari saya berani potong sapi satu ekor saja. Itu pun tidak habis terjual sekarang karena sepi pembeli dan pesanan berkurang,” ujar dia
Untuk itu, ia mengaku mau tidak mau dirinya harus membanting harga daging sapi hanya untuk bisa membayar tenaga pemotong dan tenaga kerjanya.
“Jadi kalau ada yang beli tawar harga dibawah, saya layani pak. Yang penting bisa bayar tenaga kerja yang potong sapi,” ungkap dia.
Hal yang sama dikeluhkan, Daniel yang sudah bertahun-tahun menjadi pedagang sapi. Menurut dia, sepinya pembeli beberapa bulan ini dipengaruhi oleh para pelanggan yang enggan memesan daging sapi dikarenakan dampak dari hujan terus menerus..
“Kan, saya ini langganan paling banyak itu pemilik warung. Hujan terus menerus ini membuat dari mereka tidak pesan. Kan kita di Sikka hujan terus. Tentunya kalau hujan terus siapa mau datang makan di warung mereka. Pastinya dampaknya juga kepada kami pedagang daging ini,” papar dia.(AL).