MAUMERE-LENTERAPOS, Dari Data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Sikka diketahui, jumlah penduduk miskin di kabupaten Sikka tahun 2024 berkurang 2,08 ribu orang dari total 38.073 orang (11,89%). Jumlah tersebut turun 0,67 poin dibanding tahun 2023.
Untuk mengukur kemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan. Garis Kemiskinan Kabupaten Sikka pada Tahun 2024 tercatat sebesar Rp 434.074,-/kapita/bulan.
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan.
Sementara, Indeks Kedalaman Kemiskinan (Poverty Gap Index/P1) Kabupaten Sikka pada Tahun 2024 sebesar 1,57, sedikit lebih rendah dibanding tahun 2023 yang sebesar 1,58. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (Poverty Severity Index/P2) pada Tahun 2024 mengalami peningkatan menjadi sebesar 0,31 setelah sebelumnya 0,29 pada tahun 2023.
Menanggapi kondisi tersebut, Penjabat Bupati Sikka, Alfin Parera, Selasa, 23/07/2024 mengatakan, menurunnya angka penduduk miskin ini tentu merupakan pencapaian dan keberhasilan semua pihak dalam mendukung pembangunan yang baik di Kabupaten Sikka.
Penurunan angka kemiskinan tahun 2024 ini juga disertai dengan penurunan Indeks Kedalaman Kemiskinan yang mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin cenderung makin mendekati garis kemiskinan.
Namun demikian kata Alfin, adanya peningkatan Indeks Keparahan Kemiskinan pada tahun ini menunjukkan bahwa kesenjangan pengeluaran diantara penduduk miskin juga semakin lebar.Pemerintah kata Alfin, akan terus berupaya melakukan kebijakan yang tepat sasaran. Ia meyakini, dengan kerja bersama semua stakeholder, persoalan kemiskinan di Kabupaten Sikka dapat ditangani dengan baik. (Faidin)