MAUMERE-LENTERAPOS.com, Ratusan warga yang mendiami wilayah pesisir Kota Maumere memilih bertahan di lokasi lokasi pengungsian pasca gempa berkekuatan 7,4 Magnitudo (M) yang terjadi, Selasa (14/12/2021) sekitar pukul 11.20 WITA.
Mereka memilih bertahan di lokasi pengungsian yang disiapkan oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka karena masih menyimpan trauma akibat gempa dan tsunami yang meluluhlantakkan Flores tahun 1992 lalu.
Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sikka mencatat, setidaknya ada 797 warga yang berada di lokasi pengungsian yakni: 177 warga menempati di Gedung Sikka Inovation Centre. Mereka berasal dari Kampung Garam, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Sikka. Sebanyak 620 warga Kampung Wuring, Kelurahan Wolomarang, Kecamatan Alok Barat, menempati lokasi di Kantor DPRD Sikka dan Aula Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Sikka.
Disamping warga yang mengungsi di lokasi pengungsian yang disiapkan Pemkab Sikka, tercatat 470 warga memilih mengungsi mandiri. Mereka tersebar di beberapa lokasi, antara lain: 150 warga dari Desa Pemana, Kecamatan Alok Timur mengungsi ke SMP Negeri Pemana.
Sebanyak 100 warga Kampung Waipare, Desa Watumilok, Kecamatan Kangae, mengungsi ke SMP 1 Ili, 70 warga Kota Uneng, Kecamatan Alok mengungsi ke Lahan milik warga di Jl. Lirikelang, Desa Nilo, Kecamatan Nita. Sebanyak 100 warga Kampung Loang, Desa Koja Gete, Pulau Besar, Kecamatan Alok Timur mengungsi ke kebun dan hutan di dataran tinggi.
Selain itu, sebanyak 50 warga Desa Kojadoi, Pulau Kojadoi, Kecamatan Alok Timur, Kabupaten Sikka mengungsi ke kapal Bagan/Kelong.
Data BMKG menyatakan, gempa memiliki parameter update dengan magnitudo M7,4. Pusat gempa terletak pada koordinat 7,59 LS ; 122,24 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 112 km arah Barat Laut Kota Larantuka, NTT pada kedalaman 10 km. (Ance)