MAUMERE-LENTERAPOS.id, Harga minyak Goreng di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur terus melambung sejak tiga bulan terakhir ini. Kondisi tersebut menyulitkan sejumlah pedagang makanan di Sikka. Para pedagang menyebutkan bahwa harga minyak goreng bukan mengalami kenaikan akan tetapi ganti harga.
Menurut Bagus, salah seorang pedagang gorengan yang biasa mangkal di Madawat, mengaku, sudah tiga bulan terakhir harga minyak goreng terus mengalami kenaikan yang cukup fantastis. Harga minyak goreng merk sedap ukuran 20 liter yang biasa ia dengan harga Rp 200.000, kini menjadi Rp 450.000.
“Dalam sehari itu saya habiskan minyak goreng 20 liter untuk menggoreng dagangan saya. Jadi saya mau bilang, minyak goreng saat ini tidak alami kenaikan tetapi ganti harga. Contohnya, minyak goreng merk sedap, sebelumnya harga Rp 200.000 per 20 liter. Kini sudah berubah menjadi Rp 450.000 per 20 liter. Kalau alami kenaikan biasanya Rp 1.000 sampai Rp 5.000, ini kan tidak. Jadi saya mau bilang harga minyak goreng sudah ganti harga,” ujar Bagus, Jumat (14/01/2022).
Dia menuturkan dengan modal yang lebih besar untuk membeli minyak goreng, dia tidak bisa menaikkan harga jual gorengannya. Selain itu, dia juga tak mungkin memperkecil ukuran gorengannya. Hal ini dikarenakan takut para pembeli protes. “Saya jual masih normal. Saya mau kasih naik harga saya takut pembeli protes. Jadi harga gorengan saya tetap normal,” papar dia.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Agus pedagang ayam goreng. Ia mengatakan harga minyak goreng di pasaran saat ini melonjak tinggi dibandingkan sebelumnya. Agus mengaku dalam sehari bisa menghabiskan 10 liter minyak goreng. Adapun minyak goreng yang ia gunakan adalah merk Tawon.
“Waktu normal itu, minyak goreng tawon yang satu jerigen lima liter itu harga Rp 60.000. Sekarang sudah menjadi Rp 100.000. Kenaikan minyak goreng ini yang saya rasakan sudah tiga bulan terakhir ini. Biasa kalau minyak goreng itu naik dengan kisaran Rp 1.000 sampai 2.000. Tetapi ini tidak kenaikan sangat tinggi. Jadi saya mau bilang minyak goreng saat ini sudah ganti harga,” papar dia.
Untuk menutup modalnya, ia mengaku harus mengecilkan gorengan namun dengan harga yang sama yaitu dibanderol Rp 5.000 per potong karena pelanggannya juga sudah terbiasa dengan harga begitu.
Agus juga mengaku bukan saja minyak goreng mengalami kenaikan tetapi bahan sembako juga alami kenaikan. “Kita berharap harga minyak goreng ini bisa diturunkan lagi seperti dulu, supaya pedagang dapat keuntungan dan pembeli juga tidak mengeluhkan,” harap Agus ini. (AL).