MAUMERE-LENTERAPOS, Forum Pemuda Kangae (FPK) mengajak masyarakat di Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka untuk menjaga kebersihan lingkungan mulai dari rumah sendiri. Ajakan itu menyusul adanya 10 kasus DBD dengan 5 kasus terbanyak di Desa Habi.
Ketua Forum Pemuda Kangae (FPK), Albert Aquinaldo mengatakan, menjaga kebersihan lingkungan merupakan tanggung jawab setiap warga yang harus dilakukan secara sadar.
“Kebersihan ini tanggung jawab kita bersama, mulai dari lingkungan rumah kita masing-masing dan ini harus dilakukan secara sadar, jangan tunggu ada kasus DBD dulu baru kita mulai giat lakukan kebersihan,” ujar wartawan tribunflores ini.
Dia juga mengatakan, seharusnya kasus-kasus sebelumnya menjadi pelajaran berharga bagi warga untuk terus dan tetap menjaga kebersihan lingkungan rumah.
Untuk diketahui, lima anak di RT 001, 002, dan 003, Dusun Habi Gahar, Desa Habi, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Provinsi Nusa Tenggara Timur terkena DBD dan sempat dirawat di RSUD Tc Hillers Maumere.
Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka bahkan sudah melakukan fogging di tiga lokasi RT terdampak, Rabu, 27 Maret 2024. Fogging berikutnya dijadwalkan pada Rabu, 3 April 2024.
Pj Kepala Desa Habi, Emerensiana Kartini, Rabu, 27 Maret 2024 menyebutkan, ada satu orang dewasa yang meninggal dunia diduga terkena DBD. Namun pihak Pemerintah Desa Habi belum menyatakan DBD karena belum ada diagnosa medis yang pasti.
“Kita di Habi ini mulai dari tanggal 29 Januari sampai sekarang itu sudah ada 6 kasus, kalau untuk kasus kematian yang kemarin itu dari dokter belum mendiagnosa atau belum bisa pastikan itu DBD karena ada penyakit bawaan lainnya tetapi diduga dengan DBD,” jelas Emerensiana Kartini.
Dengan adanya kasus DBD di Desa Habi, kata Emerensiana, Pemerintah Desa Habi sudah melakukan edukasi kepada masyarakat terkait dengan kebersihan lingkungan yang dimulai dari rumah masing-masing warga Desa Habi.
Pemerintah Desa Habi melalui RT, RW dan Kepala Dusun juga sudah memberikan pengumuman khususnya di tiga lokasi RT yang terdampak yakni RT 001, 002 dan 003 untuk melaksanakan kerja bakti membersihkan lingkungan.
“Memang untuk kesadaran masyarakat akan kebersihan itu masih rendah tapi kita akan terus memberikan edukasi dan pemahaman kepada masyarakat untuk terus menjaga kebersihan karena itu hal yang paling utama sehingga kita terbebas dari DBD,” ujar Emerensiana.
Menurut Emerensiana, Pemerintah Desa Habi juga membuat jadwal kebersihan lingkungan di masing-masing RT pada setiap hari Jumat dan Sabtu.
Ia juga mengimbau masyarakat Desa Habi untuk meningkatkan gerakan 4M plus yakni; menutup rapat penampungan air, menguras tempat penampungan air seminggu sekali, mengubur atau mendaur ulang kaleng atau botol bekas yang dapat menampung air.
Memantau semua wadah penyimpanan air yang berpotensi menjadi tempat perindukan nyamuk demam berdarah. Plusnya adalah penggunaan obat nyamuk, lotion anti-nyamuk, pemakaian kelambu dan pemberian abate pada tempat penampungan air yang sulit dikuras. (Faidin)