MAUMERE-LENTERAPOS, Sejak Januari-Maret 2024, Dinas Pertanian Kabupaten Sikka telah melakukan pemeriksaan terhadap 25 sampel otak anjing. Dari pemeriksaan tersebut, 15 sampel positif rabies.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Jemmy Satriawan Sadipun, SP., M.Si., didampingi Kepala Bidang Kesehatan Hewan, Albertus Moan Gobang, S.Pt, dikonfirmasi lenterapos, Selasa, 26/03/2024 menjelaskan, 25 sampel otak anjing tersebut diperoleh dari desa dan kelurahan yang terjadi kasus gigitan Hewan Penular Rabies (HPR).
“Tadi yang terbaru ada laporan dari Desa Namangkewa, Kecamatan Kangae. Ada 2 ekor anjing yang oleh pemiliknya disebut bergejala mirip rabies. Kita sudah minta agar dieliminasi dan kepalanya dikirim ke Laboratorium Veteriner Dinas Pertanian Sikka untuk diperiksa,” jelas Jemy Sadipun.
Adapun wilayah dari 25 sampel otak anjing yang diperiksa tersebut yakni; Desa Riit, Desa Ladolaka, Desa Nele Lorang, Desa Watumilok, Desa Nitakloang, Desa Paubekor, Desa Heopuat, Desa Watudiran, Desa Wolonterang, Desa Nitunglea, Desa Rokirole, Desa Ladolaka, Kelurahan Kota Uneng dan Kelurahan Wolomarang.
Sementara sampel otak anjing dari Kelurahan Waioti, Kelurahan Nangameting, Kelurahan Hewuli dan Desa Nele Wutung hasilnya negatif. “Untuk 2 sampel otak anjing baru dari Desa Namangkewa masih menunggu hasil pemeriksaan. Nanti kita release,” jelas Jemy.
Vaksin Sisa 1200 Dosis
Ditanya soal stok vaksin HPR, Jemy mengaku jika saat ini tersisa tinggal 1.200 dosis, disiagakan untuk Kecamatan Palue. “Pertimbangan kita, karena Palu’e ini wilayah kepulauan dimana ada 3 kasus gigitan HPR di 3 desa yang positif rabies,” jelas Jemy.
Menurut Jemy, 1.200 vaksin HPR tersebut merupakan sisa bantuan dari dokter hewan yang tergabung dalam organisasi kesehatan hewan dunia (WOAH).
Meski demikian Jemy mengaku bahwa Pemkab Sikka telah menganggarkan pengadaan 10.700 dosis dari Dana Alokasi Umum (DAU) 2024.
Sementara itu, Kabid Kesehatan Hewan, Albertus Moan Gobang, S.Pt., menambahkan, pencapaian vaksinasi HPR (khusus anjing) pada tahun 2023 sebanyak 21 ribu ekor lebih dari total 55 ekor populasi anjing di Kabupaten Sikka.
Adapun alokasi vaksin HPR tahun 2023 berasal dari DAU Kabupaten Sikka 2023 sebanyak 11.500 dosis, bantuan pusat 2.520 dosis, bantuan Pemprov NTT 1.500 dosis, bantuan dari Ibu Kapolri sebanyak 2.405 dosis dan dari WHOA 4.500 dosis.
“Memang dari jumlah vaksin dibanding populasi anjing, masih jauh dari kebutuhan. Namun kalau di lihat, Kabupaten Sikka termasuk yang terbanyak mengalokasikan anggaran DAU untuk pengadaan vaksin HPR,” ungkapnya.
Untuk diketahui, Pemerintah Kabupaten Sikka kini telah menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) rabies menyusul kasus positif rabies dengan 2 korban meninggal dunia. (VT)