MAUMERE-LENTERAPOS, Jumlah balita stunting di Kabupaten Sikka saat ini sebanyak 2.918 balita (13,5%), turun 1,72 % dibanding tahun 2023. Jumlah tersebut merupakan hasil pengukuran terhadap 21.694 balita sasaran selama bulan timbang Februari 2024.
Hasil pengukuran pada bulan timbang Agustus 2023, dari 27.710 balita sasaran, 3.327 balita (15.3 %) diantaranya terkategori stunting.
2.918 balita stunting tersebut adalah jumlah yang terbawa dari tahun 2023 (stunting lama), dengan klasifikasi; usia 24-59 bulan sebanyak 2.437 balita, usia 0-23 bulan sebanyak 481 balita. Ini berarti, ada 409 balita yang sudah terbebas dari stunting.
Pelaksana Tugas (PLT) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Sikka, Petrus Herlemus, S.Si., Apt., MH., MM., dikonfirmasi media, Senin (25/03/2024) menjelaskan, Pemkab Sikka terus berupaya menekan jumlah balita stunting melalui intervensi sensitif dan spesifik.
Aksi nyata dari 2 model intervensi tersebut antara lain; Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak stunting, gizi buruk dan gizi kurang dan ibu hamil Kurang Energi Kronis (KEK), penanganan kesehatan terhadap balita sakit, pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri, pendampingan terhadap orang tua anak stunting dan kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat (STBM).
Selain itu, Pemkab Sikka juga rutin melakukan promosi dan edukasi kepada masyarakat melalui radio tentang kesehatan, termasuk menggandeng lembaga keagamaan.
Meski demikian, Herlemus mengaku, banyak kendala yang dihadapi Pemkab Sikka dalam upaya penurunan stunting antara lain; belum semua desa melibatkan tenaga gizi dalam kegiatan PMT di desa sehingga menu makanan belum sesuai komposisi kandungan PMT.
Selain itu, belum semua desa menganggarkan anggaran untuk PMT stunting, belum optimalnya pemantauan dan evaluasi penyelenggaraan PMT di tingkat kecamatan, desa dan kelurahan. Selain itu, masih ada 19,85% rumah tangga yang belum memiliki jamban. (VT)