MAUMERE-LENTERAPOS, Hanya dalam kurun waktu 3 minggu, ternak babi di Kabupaten Sikka yang mati terserang virus flu babi Afrika (African Swine Fever/ASF) bertambah signifikan.
Pada pertengahan Februari 2025 lalu, ternak babi yang mati terserang ASF sebanyak 383 ekor. Namun hingga awal Maret 2025 jumlah ternak babi yang mati terserang ASF bertambah jadi 609 ekor. Jumlah tersebut terakumulasi sejak Oktober tahun 2024 lalu.
Jumlah tersebut adalah yang dilaporkan dan terdata oleh Dinas Pertanian Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sikka.
Berikut data jumlah ternak babi mati terserang ASF yang dirilis Dinas Pertanian Perkebunan dan Kesehatan Hewan Kabupaten Sikka per tanggal 6 Maret 2025.
Kecamatan Alok; Kelurahan Kota Uneng 12 ekor, Kelurahan Madawat 2 ekor. Kecamatan Alok Barat; Kelurahan Hewuli 19 ekor, Kelurahan Wolomarang 1 ekor, Kelurahan Wailiti 123 ekor. Kecamatan Alok Timur; Kelurahan Waioti 9 ekor, Kelurahan Nangameting 6 ekor.
Kecamatan Nita; Desa Nitakloang 5 ekor, Desa Bloro 1 ekor. Kecamatan Palue; Desa Ladolaka 8 ekor, Desa Rokirole 72 ekor, Desa Reruwairere 5 ekor. Kecamatan Magepanda; Desa Done 5 ekor. Kecamatan Koting; Desa Paubekor 4 ekor, Desa Ribang 1 ekor.
Kecamatan Nele; Desa Nele Barat 3 ekor, Desa Nele Wutung 9 ekor, Desa Nele Lorang 18 ekor, Desa Nele Urung 13 ekor, Desa Manubura 5 ekor. Kecamatan Kangae; Desa Teka Iku 10 ekor, Desa Kokowahor, 11 ekor, Desa Tanaduen 4 ekor, Desa Mekendetung 2 ekor, Desa Langir 2 ekor.
Kecamatan Bola; Desa Bola 17 ekor. Kecamatan Waiblama; Desa Tanarawa 35 ekor. Kecamatan Talibura; Desa Henga 119 ekor, Desa Lewomada 88 ekor.
Meski jumlah ternak babi yang mati terserang ASF terus bertambah, namun hingga kini belum ada vaksin ASF. Padahal, ASF adalah peristiwa yang nyaris berulang setiap tahunnya.
Beberapa peternak babi rumahan meminta agar Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sikka untuk mengambil langkah demi menyelamatkan ternak babi di Sikka yang adalah salah satu hewan ternak yang memberi manfaat ekonomis bagi warga Sikka.
Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Sikka, Jemy Satriawan Sadipun, SP., M.Si., dikonfirmasi Jumat, 07/03/2025 mengakui bahwa sampai saat ini belum ada vaksin ASF.
“Sampai sekarang belum ada vaksin ASF. Maka langkah yang peternak bisa lakukan adalah dengan menerapkan sistem biosecurity untuk mencegah persebaran ASF. Selain itu, Pemkab Sikka juga memperketat lalu lintas ternak dari dan ke Kabupaten Sikka,” jelasnya.
Jemy menambahkan, sejauh ini baru ada bantuan vitamin dosis tinggi (biodin) dan desinfektan dari Dinas Pertanian Provinsi NTT.
“Untuk Biodin, kita dapat bantuan 50 botol dengan kemasan 100 ml setiap botolnya dan akan kita didistribusikan ke Puskeswan. Untuk desinfektan kita belum tau berapa banyak yang kita dapatkan dari Provinsi karena belum dikirim,” tandasnya. (VT)
“